Saturday, November 10, 2012

tak seberapa..


Kuselipkan uang yang tak seberapa itu ketangan si ibu, dan berlalu tanpa menengoknya kembali..padahal ketika itu uang yang saya punya hanya cukup untuk ongkos esok hari sekali jalan. Tapi saya saat itu merasa si ibu lebih membutuhkan uang yang saya punya.

Malam itu saya pulang dari kantor agak larut..karena menunggu teman shift malam yang tentunya datang kekantor pun agak malam. Alhasil saya harus menunggunya karena memang ada keperluan sekalian bersilaturahim karena lama tak jumpa karena perbedaan shift kerja.

Keuntungan pulang lebih malam dari biasanya saya bisa duduk dari stasiun saya menunggu, lumayan bisa langsung istirahat diperjalanan degan resiko nyampe rumah pun akan lebih larut. Nah..sesampainya distasiun tujuan, dikoridor luar stasiun sudah mulai banyak dipakai para tuna wisma yang menggelar kardus kardus nya untuk menumpang merebahkan badannya  hingga pagi tiba, ya pemandangan itulah yang akan kita lihat jika malam tiba.

Ada beberapa orang yang saya pun sering melihat kalu memang dia adalah penghuni malam di koridor itu, namun ada juga yang baru terlihat seperti si ibu dengan tiga orang anaknya yang masi kecil kecil ini. Satu anaknya malah berada dalam gendongannya.

Saat itu saya memilih berjalan diatas jalanan koridor agar bisa lebih cepat berjalan tanpa harus salip salipan dengan penumpang lain yang sama sama baru turun kereta, jalanan yang sebagian depan tokonya sudah tergelar tikar tikar kardus kardus tadi. Dari kejauhan sudah terlihat jalan saya agak terhalang oleh si ibu dengan tiga anakny itu,,namun saya melenggang saja..sepertinya masi bisa dilewati. Ya benar masi bisa dilewati.. saya pun melewatinya dan menoleh sekilas ternyata si ibu sedang makan nasi bungkusan yang berbagi dengan 3 orang anaknya itu..terlihat si ibu menyuapi anaknya yang paling kecil yang berada di gendongannya..terlihat dari penampakan anak anaknya yang lusuh juga kumel klu mreka memang tuna wisma yang mengais makanan dari jalanan, entah makanan yang mereka makan itu dari dermawan ato mereka peroleh dari mana.

Saya melewatinya, sekilas hanya bisa iba melihatnya..tas yang saya gendongkan didepan (khas penumpang kereta), saya buka dibagian kantong kecilnya yang berisi uang yang saya punya kala itu..sedikit berpikir, karena ini uang terakhir yang saya punya..hitung hitungan di otak saya tak berlangsung lama, bismillah..tak berapa jauh langkah saya dari si ibu itu akhirnya saya melangkah mundur kembali pada si ibu. Semoga bermanfaat setidaknya untuk esok hari dan semoga esok hari ada tangan lain yang meyelipkan rezeki nya kembali untuk hidup di esok hari.

Langkah saya pun malah terasa lebih ringan, tak terpikir esok seperti apa.. sesampai dirumah, ternyata makanan berlimpah karena ada saudara yang sore tadi syukuran dan rumah saya kebagian hantarannya bahkan mamak memisahkan sebagian untuk saya bawa untuk bekal esok hari, bayangan makan seadanya  di malam akhir bulan tak terjadi malah kebalikannya..dengan bekal itu saya pun tak perlu memikirkan ongkos dan uang makan esok hari, dan disore hari sudah masuk uang gajian insyaallah harap dalam hati.
Sekali lagi hanya berucap syukur Alhamdulillah,, kalu hidup hanya kita sandarkan padaNYA ternyata akan lebih indah.. berbagi tidak akan melemahkan malah menguatkan akan keberadaan dan kebesaranNYA. Sekecil apapun menurut kita pasti besar untuk mereka dan insyaAllah dihadapanNYA.

(potonya punya mamang al fajri)


-Selamatberbagi kawan- 

No comments: